Gambar Hiasan
Alkisah, ada seseorang yang membawa keranjang penuh ikan segar untuk dijual di pasar. Ia menggelar dagangannya dan memasang papan “JUAL IKAN SEGAR”. Seorang pengunjung kemudian mendekatinya dan bertanya;
“Kenapa kamu tulis “SEGAR”? Bukankah setiap orang di pasar ini tahu jika ikan yang kamu jual masih segar?”.
“Benar juga…”, Pikir si penjual ikan. Maka keesokan harinya saat kembali berjualan ia memasang papan “JUAL IKAN” mengikuti anjuran pengunjung yang kemarin. Tidak lama setelah memasang papan baru tersebut, datanglah pengunjung lain.
Sambil melihat ikan-ikan yang dijual, ia bertanya “Kenapa kamu tulis “IKAN” di papan ini? Bukankah semua orang tahu kamu jualan ikan? Bahkan tidak usah membaca papan ini orang juga tahu kamu jualan ikan, bukan jualan sayur atau buah-buahan?”.
Mendengar hal itu, penjual ikan kembali manggut-manggut mengiyakan pertanyaan pengunjung tersebut.
Keesokan harinya, penjual ikan tersebut kembali berjualan dan memasang papan “JUAL”. Sesaat kemudian datanglah seorang pengunjung. Melihat papan yang dipasang, ia bertanya dengan heran;
“Kenapa kamu tulis “JUAL”? Bukankah kamu memang menjual ikan ini? Tidak memamerkannya, atau menjemurnya?”
Penjual ikan itu kembali memikirkan ucapan pembeli tadi. Setelah itu, ia langsung mencabut papan tersebut dan kembali berjualan seperti biasa.
Namun apa yang terjadi? Setelah ia mencabut papan tersebut tidak ada satupun pembeli yang datang. Ikan-ikan jualannya tidak ada yang membeli!
************
Apa renungan yang bisa diambil dari kisah di atas? Memang susah jika kita ingin memuaskan semua orang dengan begitu saja mengiyakan keinginannya. Yang terjadi justru kita akan dirugikan dengan sikap seperti itu. Komitmen, pendirian, jati diri dalam hidup seharusnya tetap menjadi pegangan selama itu benar. Kita boleh mendengarkan pendapat orang lain, namun cerna dan pahamilah pendapat mereka apakah sesuai dengan kata hati. Jika tidak, maka katakan “Tidak!”. [F]
0 comments:
Post a Comment